Holla…
Sebenarnya tulisan ini sudah lama ingin aku tulis dan publish. Tapi sungguh sulit untuk menemukan timing yang tepat. Sampai akhirnya kita berjumpa dengan awal 2022. Aku rasa ini sudah saatnya draft ini dipublish.
Kali ini aku mau berbagi mengenai proses pendidikan kedokteran dan jenjang karir di kedokteran (aku fokusnya di dokter umum ya). Mungkin artikel ini akan panjang, sehingga akan aku bagi dalam 2 part. Part kedua dapat di baca di sini.
Tahap Pendaftaran
Pada tahap ini, bisa dimulai dari masa SMA. Ada beberapa jalur untuk masuk Fakultas Kedokteran. Sebelum itu, kita harus tau beberapa jenis pembagiannya. Ada Fakultas Kedokteran (untuk menjadi dokter umum), Fakultas Kedokteran Gigi (untuk menjadi dokter gigi), dan Fakultas Kedokteran Hewan (untuk menjadi dokter hewan). Kali ini aku akan bahas Fakultas Kedokteran untuk menjadi dokter umum ya.
Saat SMA akan ada jalur undangan (PMDK/SNMPTN/Undangan ada banyak macam namanya, tapi intinya sama). Jalur undangan ini biasanya berdasarkan prestasi dan juga nilai akademik di sekolah. Jalur selanjutnya adalah tes nasional. Saat tes nasional, saingan kita biasanya akan lebih banyak dan lebih berat dengan kuota penerimaan yang terbatas. Selanjutnya ada tes mandiri dari masing-masing universitas. Untuk tes mandiri, jumlah saingan tidak sebanyak tes nasional namun jumlah kuota yang diperebutkan biasanya sangat sedikit.
Tahap Masuk Fakultas Kedokteran
Setelah lulus seleksi dan menjadi Mahasiswa Baru (MABA) di Fakultas Kedokteran, maka akan menjalani masa orientasi terlebih dahulu sebelum memulai perkuliahan. Masa orientasi yang juga akrab disebut dengan ospek ini biasanya berlansung selama 1 minggu. Setelahnya akan ada pengenalan-pengenalan lebih lanjut oleh BEM Fakultas atau Hima Jurusan.
Tahap Memulai Perkuliahan
Berbeda dengan fakultas lain yang biasanya ada masa war KRS, atau masa mengisi KRS dengan SKS yang bisa dipilih sendiri (memilih kelas dan dosen sendiri). Di Fakultas Kedokteran biasanya setiap mahasiswa sudah diberikan paket SKS. Semua jadwal sudah ditentukan untuk satu semester. Sistem ini disebut sistem modul atau sistem blok. Modul yang dimaksud ini adalah, setiap kelompok pelajaran akan dipelajari selama suatu masa. Misal, saat memasuki modul Penginderaan maka mahassiwa akan belajar mengenai penginderaan dari A hingga Z. Dan di Fakultas Kedokteran umumnya tidak ada UTS ataupun UAS, namun ujian akan diadakan setiap akhir modul atau blok.
Tahap Perkuliahan
Dalam menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran, mahasiswa akan mengikuti berbagai macam jenis perkuliahan. Pertama adalah kuliah tatap muka berupa seminar di ruang kelas. Perkuliahan biasa dengan dosen, menggunakan PPT, membahas suatu topik, dan berakhir dengan tanya jawab. Kedua adalah sesi Diskusi Kelompok (DK). Saat DK, mahasiswa akan dibagi menjadi kelompok-kelompok belajar kecil sekitar 6-7 orang dan 1 orang dosen pembimbing diskusi. Diskusi biasanya dilakukan sebanyak 2 kali. Diskusi ini merupakan diskusi terarah dan akan membahas, membedah serta menyelesaikan suatu kasus terkait modul yang sedang dijalani. Setelah itu, hasil diskusi akan dibawa ke rapat pleno yang dihadiri oleh semua mahasiswa modul dan juga beberapa dosen narasumber. Pleno biasanya akan lebih seru karena diskusi di forum lebih besar dan pembahasan yang lebih beragam dari masing-masing kelompok.
Ketiga adalah sesi Keterampilan Klinik Dasar (KKD) atau Skills Lab. Sesi ini juga biasanya diadakan 2-3 kali seminggu. Pada sesi ini, mahasiswa juga dibagi menjadi kelompok kecil 5-6 orang dengan satu orang dosen pembimbing. Di sesi ini, mahasiswa akan diajarkan mengenai keterampilan klinik yang berhubungan dengan modul, seperti mewawancarai pasien, melakukan pemeriksaan fisik, penanganan awal kegawatdaruratan, hecting (menjahit luka), membidai, dan keterampilan-keterampilan yang masuk dalam standar kompetensi dokter lainnya.
Sesi keempat adalah sesi praktikum. Untuk praktikum, biasanya akan dilaksanakan di masing-masing labor sesuai dengan bidang yang akan dipraktikumkan. Terdapat laboratorium mikrobiologi, biokimia, anatomi, farmakologi, patologi anatomi, patologi klinik, dan banyak lagi.
Sesi terakhir adalah sesi ujian yang biasanya diadakan selama 1-2 minggu diakhir modul. Mulai dari ujian CBT, ujian KKD, hingga ujian praktikum. Semua nilai dari ujian, nilai dari pelaksanaan dan tugas diskusi kelompok, nilai pleno, dan semua komponen nilai lainnya akan diakumulalsikan dan dijadikan nilai akhir modul yang nantinya akan dimasukkan ke portal nilai. Jika mahasiswa tidak mencapai nilai KKM, maka akan ada kesempatan satu kali remedial. Namun jika tidak juga mencapai KKM (meski hanya di salah satu komponen saja), maka mahasiswa dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang tahun depan.
Tahap OSCE
Di Fakultas Kedokteran, biasanya akan mengadakan ujian besar yang biasanya disebut OSCE. Waktunya bervariasi di setiap fakultas kedokteran. Ada yang setiap tahun dan ada juga yang setiap 6 bulan. Ujian ini merupakan simulasi mahasiswa akan memainkan roleplay sebagai dokter sungguhan yang sedang bertugas dan menangani kasus pasien. Di setiap ruangan akan ada satu mahasiswa yang diuji, actor yang berperan sebagai pasien, dan dokter penguji. OSCE merupakan salah satu ujian yang menguji mental, skill, dan kemampuan seorang mahasiswa kedokteran. Sama seperti ujian modul, jika nilai mahasiswa tidak mencapai KKM maka akan diberikan kesempatan satu kali remedial. Jika tetap tidak mencapai nilai KKM maka tidak lulus dan harus mengulang tahun depan. Jika gagal OSCE 1, maka harus mengulang OSCE 1 hingga lulus baru bisa ikut OSCE 2.
Tahap KKN
Biasanya KKN untuk mahasiswa kedokteran sama dengan KKN di fakultas lain. KKN atau kuliah kerja nyata adalah bentuk pembelajaran sekaligus pengabdian mahasiswa pada lingkungan luar universitas. Biasanya mahasiswa memiliki tugas-tugas yang harus dikerjakan saat KKN sesuai dengan bidang mereka. KKN biasanya dilakukan saat sudah semester 6 atau sudah melewati batas jumlah SKS yang sudah diambil.
Tahap Skripsi
Modul skripsi biasanya dapat diambil pada semester 7. Namun memulai pengerjaan skripsi dapat dimulai lebih cepat (misal pada semester 5 atau 6). Alasannya karena jarang skripsi yang bisa dikerjakan dengan waktu 6 bulan. Biasanya membutuhkan waktu hingga 12 bulan dari pencarian judul, bimbingan, seminar proposal, penelitian, pengurusan etik hingga sidang hasil.
Tahap Sarjana Kedokteran (S1)
Setelah menyelesaikan semua semester, semua modul dan skripsi. Mahasiswa telah menyelesaikan perkuliahan pendidikan dokter dan diyudisium serta mendapat gelar sarjana kedokteran (S.Ked). Mahasiswa akan diwisuda dan mendapatkan ijazah S.ked. Ingat ya, gelarnya baru S.Ked, belum dokter. Jika ingin menjadi dokter, maka dapat melanjutkan pada tahap pendidikan profesi. Jika tidak, dapat berhenti ditahap ini atau bisa langsung melanjutkan pada tahap magister atau S2.
Naah, ini baru sampai tahap menajdi sarjana kedokteran ya. Untuk selanjutnya, bisa baca bagian keduanya di sini (klik di sini).