Holla…
Sesuai janjiku sebelumnya di postingan Pengalaman Pertama Vaksinasi Covid-19 Januari lalu, kali ini aku ingin berbagi cerita kelanjutan vaksinasi Covid-19 ku.
Buat teman-teman yang baru baca artikel ini, jadi sebelumnya aku sudah melakukan Vaksinasi Covid-19 pada Bulan Januari lalu. Mulai dari detail pendaftaran hingga selesai proses vaksinasi, serta Fakta dan Hoax mengenai Vaksinasi Covid-19 sudah aku ceritakan di artikel sebelumnya. Disarankan baca dulu artikelnya di sini ya…
Pengalaman Pertama Vaksinasi Covid-19. Apakah Aman? Seputar Fakta dan Hoax Tentang Vaksin Sinovac.
Pertama-tama aku mau cerita mengenai kondisi tubuhku dalam rentang 14 hari setelah vaksinasi pertama. Rasa suntikan masih terasa hingga 1 hari setelah aku divaksinasi. Tidak ada tanda kemerahan maupun bengkak. Aku tidak merasakan demam, bahkan aku juga cek suhu tubuh sendiri secara berkala. Namun berbeda dengan salah satu temanku yang mengalami demam ringan pada malam harinya dan demam reda besok harinya. Beberapa temanku juga merasakan efek mengantuk setelah divaksinasi. Keluhan ini tidak terjadi padaku.
Hingga hari ke-14 setelah vaksinasi pertama, aku tidak merasakan ada efek samping maupun Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berat.
Dalam rentang 14 hari tersebut, tentu aku masih menggunakan masker dan mematuhi protokol kesehatan sebagaimana selayaknya. Karena sudah divaksin, bukan berarti sudah bebas dan tidak peduli protokol kesehatan ya. Aku tetap konsumsi makanan sehat dan multivitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.
Di hari H vaksinasi kedua, aku sudah mempersiapkan tubuh untuk vaksinasi dengan cara tidur yang cukup sejak 2 hari sebelum vaksinasi serta sarapan dulu di pagi harinya. Intinya, pastikan tubuh kita dalam kondisi prima menerima vaksin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Setelah mendapatkan notifikasi dari aplikasi PeduluLindungi dan SMS blast vaksinasi, aku menyiapkan diri untuk vaksinasi. Di hari H, aku mendatangi tempat vaksinasi. Naah, tempat vaksinasi ini sama dengan tempat vaksinasi pertama ya.
Sama seperti prosedur vaksinasi pertama, untuk vaksinasi kedua ini aku mendatangi meja administrasi terlebih dahulu. Selanjutnya aku memperlihatkan kartu tanda pengenal (di sini aku pakai KTP) dan bukti vaksinasi pertama dari layar handphone saja. Setelah itu, petugas administrasi akan mengecek data kita.

Setelah selesai di meja administrasi, berlanjut pada meja screening. Di meja screening, pertanyaannya kurang lebih sama dengan pertanyaan saat vaksinasi kedua. Dan juga dilakukan pemeriksaan kesehatan lagi oleh Dokter dan perawatnya. Di tempatku ini, aku diperiksa oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang kebetulan adalah guruku sendiri. Jadi lebih deg-deg an hehehe. Tapi syukurnya tidak memengaruhi hasil pemeriksaan kesehatanku hasilnya normal kok. Jadi aku lulus screening untuk dilakukan vaksinasi kedua.
Aku langsung antri dan menuju meja vaksinasi. Untuk vaksinasi kedua, vaksinatorku masih sama dengan vaksinasi pertama. Suntikan dilakukan oleh dokter umum RS yang sudah mendapatkan sertifikasi penyuntikan Vaksin Covid-19 tentunya dan juga dibantu oleh perawat sebagai asistennya.

Penyuntikan dilakukan sesuai dengan prosedur. Sakit? yaa sedikit, seperti digigit semut. Klise? maybe, tapi memang begitu rasanya.
Untuk vaksinasi kedua ini, memakai vaksin merk apa? Tetap memakai Vaksin Sinovac ya. Dan ini sama semua kok, mau pejabat, dokter, perawat, maupun nakes lainnya.

Setelah divaksinasi, aku duduk di ruang monitoring selama 30 menit. Selama waktu ini, petugas akan menghampiri secara berkala dan menanyakan apakah ada efek samping yang dirasakan dan apakah perlu penanganan lebih lanjut. Tentu sudah ada tim yang siap sedia jika terjadi hal emergency. Setelah 30 menit, aku langsung diberi bukti fisik tanda selesai vaksinasi. Dan saat aku cek aplikasi PeduliLindungi, sertifikat vaksinasi kedua juga langsung muncul.
Jadi, aku melakukan vaksinasi pertama pada tanggal 14 Januari 2021, lalu vaksinasi kedua pada tanggal 28 Januari 2021. Naah untuk memastikan apakah sudah terbentuk antibodi yang diharapkan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan antibodi kuantitatif mulai 28 hari setelah vaksinasi. Karena keterbatasan akses, jadi aku cuma cek antibodi kualitatif pasca vaksinasi.
And yeah! Antibodi terbentuk. Hal ini ditandai dengan adanya IgG pada pemeriksaan serologi. IgG atau immunoglobulin G merupakan penanda bahwa sudah terbentuknya antibodi terhadap vrus spesifik di tubuh kita. Dalam konteks ini, yang dimaksud adalah antibodi terhadap Sars-Cov-2.

Namun perlu diingat, kekebalan yang terbentuk ini bukan berarti kita 100% kebal ga bisa terinfeksi ya. Jangan terlalu naif, kita bukan Tuhan, ataupun manusia super power seperti yang ada di Film Avengers. Vaksin apapun belum ada yang bisa menjamin dapat melindungi kita secara 100%. Perilaku hidup sehat, menjaga diri dan tetap menerapkan 3M masih perlu dilakukan.
Apakah perlu vaksin ulangan? Sampai kapan efek vaksin bisa berlanjut?
Well, mari kita tunggu update informasi selanjutnya.
Sekian dulu ya, cerita pengalaman vaksinasi keduaku. Semoga dengan membaca artikel ini dapat menambah insight teman-teman mengenai vaksinasi Covid-19 ya. Pro dan kontra itu biasa. Tapi jangan pernah menutup diri dengan pembaruan ilmu yang ada.
Oh, jadi vaksin covid-19 itu terbagi menjadi beberapa sesi ya mbk. Ku kira sekali aja udah beres. Ternyata bertahap ya. Proses nya juga kayak imunisasi balita. Disuntik di lengan
Iya kak, ada 2 kali penyuntikan dengan selang waktu 14 hari (normalnya) dan bisa lebih (28 hari) pada orang tertentu. Prosesnya mirip sama vaksinasi waktu kecil dulu. Bedanya sekarang udah gede, jadi ga nangis lagi hehe.
Dengan vaksinasi covid yang lengkap kita beneran membantu memutus mata rantai penyebaran covid 19. Mudah mudahan herd immunity segera terbentuk untuk semua
Aamiin, mudah-mudahan ya Kak. Tapi tetap ikuti protokol kesehatan tentunya.
Cerita temen yang kerja di rumah sakit juga hampir sama kak. 2 x vaksin Alhamdulillah mereka tidak ada kendala apapun.
Saya belum dapet giliran vaksin karena masih menyusui nih..
Semoga dengan makin banyaknya vaksin yang didapat masyarakat akan terbentuk imunitas kelompok ya kak.aamiin
Iyaa Kak, vaksinasi merupakan salah satu bentuk ikhtiar untuk mengurangi penyebaran Covid 19. Semoga saja tujuannya tercapai dengan baik.
Asik banget tuh kalo udah di vaksin rasanya jadi bebas beraktivitas tanpa takut hehe semoga ke depannya bisa vaksin gratis terus deh
Meski rasa was-was sedikit berkurang, tapi tetap jaga protokol kesehatan dong hehe.
Harus tetap menjaga kesehatan, taat protokol kesehatan, krn ada varian covid-19, bisajadi vaksin tsb cm bs menjaga dari virus varian tertentu saja.
Waah iya bener nih Kak. Sekarang beritanya udah ada lagi varian baru. Makanya tetap ikuti protokol kesehatan.
Di rumah baru ibuku yang vaksinasi (tahap 1) karena baru kategori usia ibu yang boleh daftar. Kebetulan juga pekerjaanku bukan yang berisiko tinggi seperti nakes.
Iya, beda-beda ya reaksinya. Kayak bayi yang diimunisasi. Ada yang demam, ada yang biasa aja.
Iya Kak. Ga jauh berbeda dengan imunisasi pas jaman masih kecil dulu. Beda jenis vaksin penyakitnya saja.
Mantap mbak sudah vaksinasi yang kedua, berarti setelah ini selesai dong ya. Wah aku satu aja belom, jadi nggak sabar mau divaksin juga nih, terima kasih mbak sharing pengalamannya
Sama-sama Kak. Semoga nanti segera dapat jadwal vaksinasi ya Mbak. Sehat selalu
Alhamdulillah Mbak Mutia sudah menjalankan 2 vaksin. Dan ternyata tidak seseram dengan berita ya, Mbak. Jadi jangan takut vaksinasi covid 19 ini untuk menambah daya kebal tubuh juga.
Tapi tetap walau sudah vaksinasi, harus juga terus menerapkan protokol kesehatan. Karena ini memang abru tindakan pencegahan. Semoga covid 19 ini segera berakhir. Aamin…
Iya benar Kak, walaupun sudah divaksin tetap patuhi protokol kesehatan. Pandemi belum berakhir, InsyaAllah bisa segera berakhir nantinya.