JANGAN KE PULAU ENGGANO, sebelum baca postingan ini!

Holla…

Joy in looking and comprehending is nature’s most beautiful gift

– Albert Einstein

Hehe, judulnya ngeri ya? Enggak kok. Buat kamu yang mau pergi ke pulau Enggano, Provinsi Bengkulu, ‘wajib’ baca postingan ini dulu yaa hehe,, apalagi buat yang belum pernah kesana.

Tahun lalu, tepatnya pada Juli hingga Agustus 2017, aku berkesempatan mengunjungi salah satu pulau terluar Indonesia yaitu Pulau Enggano. Pulau yang terletak di Samudra Hindia ini secara administratif termasuk dalam Kabupaten Bengkulu Utara dan Kecamatan Enggano. Untuk menuju ke pulau seluas 400 km² ini dapat ditempuh melalui jalur laut dan jalur udara. Jika menggunakan transportasi laut, dapat ditempuh dengan kapal Feri dan juga kapal perintis kurang lebih selama 14 jam dari Pulau Baai, Kota Bengkulu. Jika lewat udara, bisa naik sushi air. Meskipun pulaunya tidak terlalu besar, namun tersedia Bandar Udara di sana, tepatnya di Desa Banjarsari.

Kecamatan Enggano memiliki 6 buah desa. Dari ujung ke ujung, terdapat desa Kahyapu, Kaana, Malakoni, Apoho, Meok, dan Banjarsari. Pelabuhan Feri ada di desan pertama yaitu desa Kahyapu. Di Desa Kahyapu yang dekat pelabuhan ini, mayoritas masyarakatnya muslim. Sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani kebun dan nelayan. Selama 2 bulan di Enggano, aku tinggal di Desa Kahyapu ini. Desa ini merupakan salah satu destinasi wisata jika mau ke Enggano. Di Desa Kahyapu ini, ada 2 pulau yang bagus banget dan wajib buat dikunjungi. Yaitu Pulau Dua dan pulau Merbau. Satu lagi Pedipo~~ sayangnya aku ga jadi ke Pedipo karena waktu itu kapal mungil kami rusak di tengah laut. Jadi harus ditarik dulu deh ke bagian muara wkwk.

Masyarakat Enggano ramah ramah orangnya. Aku ga pernah nemu orang yang begitu kuat ikatan kekeluargaannya dan tinggi rasa saling menghormati serta melindunginya. Aku lebay??? Engga, ini seriusan. Jauh dari gaya hidup orang kota yang terlalu individual, masyarakat Enggano hidup sederhana namun tinggi rasa kekeluargaan. Sebagai pendatang baru yang tinggal sementara disana, mereka tak segan untuk menyapa kita, memberi petunjuk, bahkan memberi tumpangan untuk mandi secara cuma-cuma. Setiap pagi atau sore, ada aja yang ngantar ikan ke rumah.

 

 

 

 

 

 

 

Kami pernah hidup selama seminggu tanpa listrik disana, karena PLTS nya rusak (oh ya, aku belum cerita kalau di desa kahyapu listriknya pakai tenaga surya dan cuma dapat 30kwh per hari dari pukul 5 sore, cukup buat lampu sama ngecharge hp aja.. tapi kabarnya sekarang udah masuk pln 🙂 ). Saat ga ada listrik, ada warga yang memiliki diesel berbaik hati untuk membantu memberi tumpangan buat ngecharge. Setiap harinya selalu ada yang datang untuk berbagi. Pisang, tebu,tomat, ubi, ikan dll.

“If you’re in the luckiest one per cent of humanity,

you owe it to the rest of humanity to think about the other 99 per cent
― Warren Buffett

 

Ke Enggano ga makan ikan? RUGI!

Selama 2 bulan di Enggano, aku udah nyoba berbagai macam ikan. Ikan cabe-cabe, ikan mata merah, ikan naruto, ikan bayam bayam, ikan kotak- kotak (ini ikannya berbentuk kotak, da rasanya rasa ayam) dan jenis ikan lainnya yang aku ga tau lagi namanya wkwk serta makanan laut lainnya. Kalau kamu mau, banyak lokan, kerang, udang, lobster, gurita, hiu, bahkan penyu (eitsss kalo berani dan tega ya, sebaiknya jangan guys hehe kasiannn…).

Kehidupan di Enggano emang santai dan enak banget. Buat kalian yang pengen merasakan pengalaman jauh dari hiruk pikuk kota, cobalah main-main ke Enggano. Ehh… kayaknya aku belum kasih tau ya. Di Enggano, khusunya desa Kahyapu susah banget sinyal (waktu aku kesana ya). Sinyal hanya ada dari jam 8-9 pagi sampai jam 5 sore, itupun pake telkomsel masih lelet banget sms an harus ditarok dulu di tepi jalan atau di atas batu, kalau telponan harus lari dulu ke ujung ujung atau tepi jalan  biar suaranya bisa kedengeran. Jangan harap ada internet ya beb… Kalaupun ada, cuma sinyal 2G di daerah Malakoni dan Apoho, itupun kalo WA harus nunggu lama biar deliv. Ga ada listrik, ga buka sosial media, dan jarang banget megang hp…. malah tambah seru, bener-bener jauh dari stress kuliah, kerjaan, beban-beban lainnya. Kalau mau cari sesuatu, ga bisa tanya Google, tapi coba tanya ke warga atau orang-orang di sekeliling kita hehehe… beda kan?

Banyak yang bilang, kalau sudah terminum air Enggano, bakal pengen balik lagi ke Enggano… dan bener banget.. jika punya kesempatan lagi, aku jadi pengen main lagi kesana. Cuma 2 bulan di sana, tapi rasanya udah dekat banget sama warga desa sana. Untuk kalian yang mau ke Enggano, semoga setelah membaca postingan ini jadi makin semangat buat tripnya ke Enggano…. Nanti kalau ada kesempatan, mari kita bahas lebih jauh mengenai Pulau Enggano dan destinasi wisata di Pulau Enggano ya…

Jangan lupa juga, baca cerita mengenai Enggano tapi di desa yang berbeda nih!

Sampai Jumpa Enggano versi Jeruk jalan Jalan

 

*Update

  • sekarang sudah ada wifi id di puskesmas Enggano
  • pesawat Susi Air ga beroperasi lagi , ganti dengan pesawat Wings Air sekarang namun harganya lebih mahal kisaran 500k-800k (kalau susi air sampai akhir tahun 2017 masih kisaran 250k)
Spoiler... ada pulau dua, pulau merbau, pedipo, bakblau, pantai banjarsari, batulobang dan masih banyak lagi :)

 

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini, semoga informasi yang diberikan bermanfaat 🙂

 

17 Komentar Tambahkan milikmu
    1. iya mba, kalau domisili provinsi Bengkulu lumayan cocok. Tapi berombongan biar lebih nyaman dan aman 🙂

  1. Beda banget antara desa dan desa merasa kota ya un wkwk, padahal satu pulau tapi feelnya beda hehe. Apa boleh buat di Apoho semua pns, perangkat daerah, tentara, polisi, tenaga kesehatan, guru, jadi jarang banget yang nganterin kami ikan haha

    1. Pas di balai desa aku liat pekerjaan penduduk kahyapu sebagian besar berkebun dan nelayan, makanya mungkin kami sering dapat ikan, sayur, buah dan makanan hasil kebun hehe… tapi mungkin enaknya di Apoho untuk akses dan komunikasi lebih lancar 🙂

    1. Kebetulan dapat pembagian lokasi KKN di Pulau Enggano. Sebenarnya ga nyampe 2 bulan pas sih. Tapi tetap dari Juli-Agustus 🙂

  2. Asiknya yang sudha pernah ke sana, aku belum pernah lho ke sana. Kemarin pas ada kesempatan ke sana sedang musim angin, jadi belum dibolehin pergi

    1. Iya, alhamdulillah dikasih kesempatan KKN disana. Iya nih, kalau musim angin atau badai kapal ga berangkat biasanya. Lain kali kalau ada kesempatan coba kesana lagi aja, kabarnya sekarang sudah akan mulai beroperasi pesawat wings 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *